Kasus Tentang Pembunuhan Ade Sarah
KASUS TENTANG PEMBUNUHAN ADE SARAH
Assalamualaikum wr .wb
pada saat ini saya akan membahas tentang kasus pembunuhan ade sarah.
Kematian Ade Sara karena di bunuh oleh mantan kekasihnya dan kekasihnya si mantan Ade Sara ini, yaitu yang bernama Afidz dan Asyfa. Diduga Hafitd membunuh Ade Sara karena sakit hati. Sebab, korban tidak mau lagi menemui Hafitd. Sedangkan Assyifa cemburu karena kekasihnya masih berhubungan dengan korban. Keduanya merencanakan dan melakukan pembunuhan bersama tetapi dengan motif berbeda. Hafitd mengaku dendam karena korban memutuskan hubungan pacarannya dengan alasan perbedaan agama dan tidak mau bertemu atau dihubungi lagi. Apalagi, kemudian korban berpacaran lagi dengan laki-laki yang juga berbeda agama. Assyifa dendam dan cemburu kepada korban karena Hafitd masih terus menelepon dan ingin menemui Sara. Assyifa yang tengah berpacaran dengan Hafitd khawatir Hafitd kembali menjalin asmara dengan korban.
Ade Sara diduga dibunuh sepanjang perjalanan Jakarta Selatan-Jakarta Timur di dalam sebuah mobil Kia Visto. Di dalam mobil itu, Rikwanto melanjutkan, korban dipukul dan disetrum oleh pelaku. “Korban kemudian pingsan. Saat Ade Sara pingsan, pelaku menyumpal mulut korban dengan kertas koran. Ketika korban diketahui sudah meninggal, pelaku membuangnya di Jalan Tol Bintara Kilometer 41, Bekasi Timur, pada Rabu, 5 Maret 2014, pukul 04.00. Korban dan Assyifa lantas bertemu. Tak lama Hafitd datang dengan mobil. Kedua pelaku memaksa korban untuk masuk ke dalam mobil. Di dalam mobil itulah terjadi penganiayaan dan penyetruman sampai pingsan. Ade Sara Angelina Suroto (19) dianiaya pembunuhnya dengan cara disetrum menggunakan alat kejut listrik. Benda tersebut diketahui merupakan milik Ahmad Imam Al Hafitd (19). Alat kejut listrik milik Hafitd itu memiliki tegangan 3.800 kv. Alat itu disetrumkan berkali-kali ke sejumlah bagian tubuh korban. Ada yang di perut, di dada, di kaki ada. Yang melakukan penyetruman tersebut adalah Hafitd. Asyifa, pacar baru Hafitd, berperan memukul korban. Alat kejut listrik itu, kata Nuredi, sudah dimiliki Hafitd kurang lebih satu tahun dan dibeli pelaku di ITC Cempaka Mas. Pihaknya belum menanyakan ke pelaku apa dasar menggunakan benda tersebut.
Assalamualaikum wr .wb
pada saat ini saya akan membahas tentang kasus pembunuhan ade sarah.
Kematian Ade Sara karena di bunuh oleh mantan kekasihnya dan kekasihnya si mantan Ade Sara ini, yaitu yang bernama Afidz dan Asyfa. Diduga Hafitd membunuh Ade Sara karena sakit hati. Sebab, korban tidak mau lagi menemui Hafitd. Sedangkan Assyifa cemburu karena kekasihnya masih berhubungan dengan korban. Keduanya merencanakan dan melakukan pembunuhan bersama tetapi dengan motif berbeda. Hafitd mengaku dendam karena korban memutuskan hubungan pacarannya dengan alasan perbedaan agama dan tidak mau bertemu atau dihubungi lagi. Apalagi, kemudian korban berpacaran lagi dengan laki-laki yang juga berbeda agama. Assyifa dendam dan cemburu kepada korban karena Hafitd masih terus menelepon dan ingin menemui Sara. Assyifa yang tengah berpacaran dengan Hafitd khawatir Hafitd kembali menjalin asmara dengan korban.
Ade Sara diduga dibunuh sepanjang perjalanan Jakarta Selatan-Jakarta Timur di dalam sebuah mobil Kia Visto. Di dalam mobil itu, Rikwanto melanjutkan, korban dipukul dan disetrum oleh pelaku. “Korban kemudian pingsan. Saat Ade Sara pingsan, pelaku menyumpal mulut korban dengan kertas koran. Ketika korban diketahui sudah meninggal, pelaku membuangnya di Jalan Tol Bintara Kilometer 41, Bekasi Timur, pada Rabu, 5 Maret 2014, pukul 04.00. Korban dan Assyifa lantas bertemu. Tak lama Hafitd datang dengan mobil. Kedua pelaku memaksa korban untuk masuk ke dalam mobil. Di dalam mobil itulah terjadi penganiayaan dan penyetruman sampai pingsan. Ade Sara Angelina Suroto (19) dianiaya pembunuhnya dengan cara disetrum menggunakan alat kejut listrik. Benda tersebut diketahui merupakan milik Ahmad Imam Al Hafitd (19). Alat kejut listrik milik Hafitd itu memiliki tegangan 3.800 kv. Alat itu disetrumkan berkali-kali ke sejumlah bagian tubuh korban. Ada yang di perut, di dada, di kaki ada. Yang melakukan penyetruman tersebut adalah Hafitd. Asyifa, pacar baru Hafitd, berperan memukul korban. Alat kejut listrik itu, kata Nuredi, sudah dimiliki Hafitd kurang lebih satu tahun dan dibeli pelaku di ITC Cempaka Mas. Pihaknya belum menanyakan ke pelaku apa dasar menggunakan benda tersebut.
Saat korban pingsan, pelaku menyumpal mulut korban dengan kertas koran. Berdasarkan keterangan dokter, penyebab meninggalnya korban dikarenakan koran yang menyumpal di tenggorokan.
Setelah Ade Sara meninggal, mobil KIA Visto B-8328-JO yang dibawa Hafitd mendadak mogok di dekat Apartemen ITC Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa, 4 Maret 2014. Tersangka lalu meminta bantuan sopir taksi untuk mengecas aki sampai mobil dapat hidup kembali. Korban tetap berada di dalam mobil.
Setelah mobil hidup, tersangka melanjutkan perjalanan. Namun, hanya sekitar 200 meter, mobil yang dibawa kembali mengalami masalah. Tersangka pun meminta bantuan warga untuk mengisi aki kembali. Mobil kembali jalan, tiba-tiba mati lagi. Kondisi itu berulang beberapa kali dan membuat Hafidt membawa mobil ke bengkel, juga meminta bantuan temannya. Menjelang petang, mobil dimasukkan ke bengkel, sedangkan jasad Ade Sara masih berada di dalam mobil bagian belakang dengan ditutupi kain pasmina milik tersangka Assyifa. Setelah mobil hidup, Hafitd hendak membuang jenazah Ade Sara di Salemba, tapi tidak ada tempat aman.
Hafitd kemudian melanjutkan perjalanan dan berputar-putar di wilayah Jakarta Timur. Akhirnya pelaku masuk pintu Tol Bintara Bekasi Barat. Persis di Kilometer 49, Ade Sara dibuang di pinggir jalan tol pukul 21.00 WIB. Pelaku menuju Jatiasih. Dalam perjalanan membuang barang-barang berupa tissu, koran, dan dompet korban. “HF dan Asifah sudah berencana seminggu sebelumnya akan menghabisi korban,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto .
Setelah membunuh handphone (HP) Sara dijual Hafitd untuk membeli aki. Usai menyiksa dan Sara tewas, mobil Hafitd mogok tiga kali. Pertama dia mememinta bantuan sopir taksi, setelah mobil jalan mogok lagi lalu Hafitd membawanya ke bengkel. Tak berapa lama kemudian mogok lagi Hafitd kemudian meminta teman membawa aki. Mobil Kia Visto yang dikendarai Ahmad Imam Al-Hafitd mogok tiga kali saat tengah membuang jenazah Ade Sara Angelina Suroto, 19. Ia pun membeli aki baru. Hafitd menjual HP milik Sara untuk membeli aki tersebut. Hafitd mendapatkan Rp4 juta dari penjualan HP itu. Hafitd menjual HP milik korban ke ITC Cempaka Mas, Jakarta Pusat.
Jadi kesimpulan dari pembahasan ini adalah Tidak semua masalah diselesaikan dengan kekerasan bahkan pembunuhan masalah bisa diselesaikan dengan cara baik-baik yang bisa menguntungkan kedua belah pihak bukan merugikan kedua belah pihak ada hanya menguntungkan kemauan sendiri-sendiri
sekian
wassalamuallaikum wr.wb
Terima Kasih pada :
http://korananakindonesia.com/
Komentar
Posting Komentar